www.tokomarlan.com

Sabtu, 16 Maret 2013

Bola Tenis

Bagaimana caranya bola tenis meloncat ke titik yang paling tinggi?
Harus dibanting ke bawah hingga memantul ke ATAS
Makin KUAT bantingannya, makin TINGGI loncatannya!

Hidup ini juga terjadi hal yang sama,
Kadang sepertinya anda dijatuhkan dengan keras
Tapi percayalah, Tuhan sedang memantulkan hidup anda

Saat Hidup anda 'dibanting'
tersenyumlah dan katakan
"Terima Kasih Tuhan" :)

Ketekunan

Sebuah batu besar tidak
akan hancur dengan
sekali pukulan martil,

Namun setiap pukulan
akan berdampak bagi
pukulan terakhir yang
membuat batu itu pecah

Itulah Kekuatan KETEKUNAN.

Untuk mencapai Visi yang Besar
kita juga memerlukan ketekunan
yang besar dalam memperjuangkannya

Kegagalan tidak akan menjadi
permanen bila anda tidak
berhenti dalam keTEKUNan

Gagal, Perbaiki, Bangkit lagi!
Gagal, Perbaiki, Bangkit lagi!
Gagal, Perbaiki, Bangkit lagi!

Asalkan anda tidak menyerah,
maka kegagalanlah yang
akan menyerah!

Ucapan Ibu adalah Ucapan Tuhan

Surga di bawah telapak kaki ibu, ini ungkapan implisit (tersirat).

Secara eksplisit salah satunya bahwa
"Ucapan Ibu adalah Ucapan Tuhan", dan saya meyakini hal itu.

Setiap ibu pasti mendoakan yang terbaik untuk anaknya.
Persoalannya, yang dikabulkan Allah SWT adalah "apa yang DIRASAKAN ibu", bukan "apa yang diinginkan ibu".
Karena "doa sesungguhnya" seorangi manusia adalah apa yg muncul/ada dihatinya (yg dia rasakan, bukan yg dia pikirkan/inginkan. Bukan yg terucap di mulut, tetapi yg terasa di hati).
Allah SWT selalu mengabulkan doa tsb (yg ada ada di hati manusia), diminta maupun tidak diminta. 

Ketika seorang ibu berdoa yang indah-indah untuk kebahagiaan anaknya. Namun pada saat yang sama, hati ibu tsb merasa sedih karena tindakan anaknya. Maka perasaan sedih itulah yang dikabulkan Allah SWT, bukan doa ibu yang indah-indah tsb.

Apapun yang hadir dalam perasaan ibu, itu merupakan doa ibu, dan sesuai janji Allah akan mengabulkannya dan menjadikannya kenyataan.

Tugas kita sebagai anak, sangat sederhana yaitu "bahagiakanlah ibu".
Bagaimana membahagiakan ibu ? Dengan cara, penuhilah harapan ibu kepada kita.

Sebagai anak, kita harus berusaha untuk selalu sesuai dengan "harapan ibu".
Begitu tindakan kita, perilaku kita, usaha keras kita, dsb, telah sesuai dng harapan ibu. Maka "apa yang dirasakan ibu adalah RASA bahagia, syukur, keberhasilan, dsb".
Semua rasa itu adalah doa terbaik dan dikabulkan berilipat-lipat oleh Allah SWT untuk kita.

Bagaimana kalau ibu sudah meninggal dunia ? Tetap sama saja, tentunya kita masih ingat apa saja harapan ibu kepada kita. Berusahalah memenuhi harapan itu.

Bagi yang ibunya masih hidup, anda dapat segera bertanya kembali dan memastikan, apa saja harapan ibu kepada kita.
Kemudian berusahalah memenuhi harapan itu.
Tunjukkan pada ibu, bahwa anda berusaha keras memenuhi harapan ibu.

Seandainya dengan usaha keras tadi anda masih belum memenuhi harapannya, maka tidak masalah, karena ibu tentunya akan merasa bahagia melihat usaha keras anda tsb.
Perasaan bahagia ibu itulah yang kita kejar, dan yang akan memudahkan jalan hidup kita untuk mencapai bahagia dunia akherat.

Selamat berusaha memenuhi harapan ibu.
Sukses selalu buat anda.

Seorang hamba mengeluh kepada tuhannya

Seorang hamba mengeluh kepada tuhannya:

Tahukah Kau tentang kesedihanku saat ini Tuhan?
Tahukah Kau tentang air mata ini...?
Tahukah Kau tentang kemiskinan, ketidakberdayaan dan kesengsaraanku....?
adakah Kau adil pada setiap hamba-hambamu???
Kau tidak adil...Kau pilih kasih dan memudahkan hidup manusia lain sementara aku tidak.... !!!! Aku hidup pas-pasan, aku tidak punya mobil dan rumah mewah,kulitku tidak putih,isi dompetku minim dan orang tuaku tak menyayangiku...
----------------------------------------------------------------------
Namun, ditempat lain seorang hamba berkata kepada tuhannya :
Terima kasih atas karunia yang telah Kau berikan Tuhan...
aku bahagia bisa makan siang ini, ini karena berkah dariMu..
Terima kasih atas sepasang kaki dan tangan ini, walaupun mataku buta tapi aku masih bisa hidup ditengah kebesaranMu,
Terima Kasih atas gubuk ini, berkat Engkau aku tak lagi kehujanan...terima kasih atas semua kebaikanMu wahai Tuhan karena Engkau telah memberikan kemudahan dalam tiap2 hari yang sulit...

-----------------------------------------------------------------------
Sahabat...apakah kita kategori manusia pertama atau kedua,jawabannya ada di diri sendiri....

semoga kita tergolong orang yang bersyukur, aamiin...

Cerita Motivasi Dari Seekor Tikus


Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan dengan seksama sambil menggumam.

"Hmmm...makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??"

Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak

"Ada Perangkap Tikus di rumah!!! Di rumah sekarang ada perangkap tikus!!"

Ia mendatangi ayam dan berteriak
"Ada perangkap tikus"

Sang Ayam berkata
"Tuan Tikus..., Aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku"

Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak. Lalu sang Kambing pun berkata
"Aku turut bersimpati.. . tapi maaf, tidak ada yang bisa aku lakukan"

Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama.
"Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali"

Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sang ular berkata
"Ahhh...Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku"

Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.

Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya yang berbunyi. Menandakan perangkapnya telah memakan korban.

Namun ketika melihat perangkap tikusnya, seekor ular berbisa telah terjebak di sana. Ekor ular yang terjepit membuatnya semakin ganas dan menyerang istri si Petani. Walaupun sang Suami berhasil membunuh ular tersebut, namun sang istri sempat tergigit dan teracuni oleh bisa ular tersebut.

Setelah beberapa hari di rumah sakit, sang istri sudah diperbolehkan pulang. Namun selang beberapa hari kemudian demam tinggi yang tak turun-turun juga. Atas saran kerabatnya, ia membuatkan isterinya sup ayam untuk menurunkan demamnya.

Semakin hari bukannya semakin sembuh, justru semakin tinggi demam isterinya. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk diambil hatinya.

Masih! Istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia.

Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga ia harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat.

Dari kejauhan sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi di rumah itu.


"Nilai-nilai yang bisa kita ambil dari kisah di atas, suatu ketika Anda mendengar seseorang sedang dalam kesulitan atau masalah dan Anda mengira itu bukan urusan Anda, maka pikirkanlah sekali lagi."

Sebuah Keharusan, Menyikapi Hari Raya non-Muslim

Mencintai dan Membenci Karena Allah, Al Walaa' Al- Wal Baraa', (Sebuah Keharusan, Menyikapi Hari Raya non-Muslim)

Bismilllahir rahmanir rahim..

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuh

Bulan Desember adalah bulan di mana terdapat dua hari raya orang kafir, Hari Natal dan tahun baru masehi. Di dua bulan sesudahnya pun juga ada hari imlek dan Valentine. Tapi anehnya kaum muslimin yang mayoritas penduduk Indonesia malah ikut-ikutan. Pada hari-hari tersebut mereka ikut meramaikannya, bergembira dan tidak sedikit yang merayakannya. Mungkin karena kurang tahunya dengan masalah ini sehingga banyak menjadikan menjadikan hal itu budaya dan ajaran. Maka saat ini kita lepas adopsi dari hal-hal tersebut dan keluar dari lubang kegelapan.


Saya ingin memulai dari Al-Walaa' Wal Al-Baraa', kata Al-walaa' adalah masdar (asal) dari kata "walaya" yang berarti dekat. Dan definisinya bahwa dekat kepada kaum muslimin dengan saling membantu, menolong dan mencintai karena Allah Subhanahu Wa' Ta'ala. Sedangkan Al-baraa' adalah masdar dari "baraa'ah" yang berarti memutus atau memotong. Yang mempunyai definisi bahwa memutus hubungan dengan musuh dan memutus ikatan hati dengan orang kafir karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Wallahu musta'aan.

Salah satu aspek iman adalah mencintai dan membenci karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Hal ini kepercayaan penting setelah Tauhid. Dan dalam Hal ini adalah sebuah keharusan. Allah mewajibkankan loyalitas kepada kaum muslimin dan mengharamkan loyalitas kepada kaum kafir.

Allah Ta'ala berfirman :

"Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman yang mendirikan sholat dan menunaikan zakat seraya mereka tunduk kepada Allah. Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut agama Allah itulah yang pasti menang." (QS Al Maidah: 55-56). 

Allah juga Berfirman :


"Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu)." (Ali Imran: 28)


"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuhku dan musuhmu menjadi teman-teman setia." (QS Al Mumtahanah: 1).

Bahkan Allah mengharamkan keluarga untuk berloyalitas: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudaramu pemimpin-pemimpinmu. Jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang zholim." (QS At Taubah: 23).  


Walaupun orang beriman dan kafir itu berloyalitas, mereka tidak akan bisa saling kasih sayang di akhirat: "Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan rasul-Nya sekalipun orang-orang itu bapak-bapaknya atau anak-anaknya atau saudara-saudaranya ataupun keluarganya." (QS Al Mujaadilah: 22).


Jika kita menyambut hari raya dan merayakan hari raya orang kafir, berarti kita menjadi sebagian dari golongannya,hal ini diperkuat dengan Firman Allah :


"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (Al Ma'idah: 51) 



"Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka)." (An Nisa: 89)


Dan begitu juga dalam hadist bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda (artinya) "Siapa yang meniru suatu kaum, maka dia menjadi bagian dari mereka." (HR. Abu Dawud)


Sesungguhnya hal utama dari al-baraa' adalah meninggalkan dan menjauhi syi'ar-syi'ar mereka dari ibadah atau kebiasaan buruk mereka seperti kebiasaan jahiliah, seperi riba,  berzina,  atau sekarang sedang gencarnya istilah pacaran dan valentine day dan bahkan lainnya. Dan yang lebih baiknya kita juga meninggalkan Tahlilan, Yasinan, Mitoni dan yang lainnya yang sebenarnya berasal dari Agama Hindu (seperti yang dikemukakan seorang Pandita Budi Winarno, setelah masuk Islam bernama Abdul Aziz), hal ini lebih berbahaya karena kaum muslim menganggapnya sebagai sunah sehingga mereka tidak bisa mengerti tanpa penjelasan yang detail tentang kesesatan mereka.


Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu  berkata, "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya yang mereka bermain-main (bersenang-senang) di dalamnya. Lalu beliau bertanya, "Dua hari apa ini?" Mereka menjawab, "Dua hari yang kami bermain-main di dalamnya pada masa Jahiliyah." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah telah mengganti untuk kalian dua hari tersebut dengan Idul Adha dan Idul Fitri." (HR. Abu Dawud dan Ahmad).



Sedang syi'ar mereka berhubungan dengan tempat dan waktu. Sehingga kita harus menjauhi dan meninggalkannya, maka kita jangan menampakkan rasa gembira pada hari raya mereka, meliburkan pekerjaaan dan sekolah. Maka dari itu sejak dini kita harus mulai memakai kalender hijiriah, agar kaum muslimin bisa melupakan hari raya mereka.


Tidak jarang di tv-tv yang tau hal ini, sebuah acara yang berganti suasana setiap saat, jika Bulan Ramadhan maka acaranya bernuansa Islam, tetapi ketika natal mereka juga ikut merayakannya pada satu nama acara yang sama. sebenarnya meraka itu Muslim atau Kristen? Apa mereka menukar hari raya?

Asy Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan: “Telah sampai kepada kami (berita) tentang sebagian orang yang tidak mengerti dan lemah agamanya, bahwa mereka saling menukar hadiah pada hari raya Nashrani. Ini adalah haram dan tidak boleh dilakukan. Sebab, dalam (perbuatan) tersebut mengandung unsur keridhaan kepada kekufuran dan agama mereka. Kita mengadukan (hal ini) kepada Allah.” (At Ta’liq ‘Ala Iqtidha’ Shiratil Mustaqim hal. 277) 

Syaikul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah  berkata: "Tidak halal bagi kaum muslimin bertasyabbuh dengan mereka dalam hal yang khusus bagi hari raya mereka seperti makanan, pakain, mandi, menyalakan lilin, meliburkan hari kerja dan lainnya. Tidak halal mengadakan kenduri dan memberi hadiah, menjual barang guna yang diperlukan untuk hari raya. Tidak halal mengizinkan anak-anak melakukan permainan hari itu. Ringkas tidak boleh melakukan sesuatu yang menjadi ciri khas hari raya mereka." (Kitab Tauhid, Dr. Shalih Fauzan al-Fauzan)

Ibnul Qayim rahimahullah  berkata: "Mengucapkan selamat kepada syiar agama orang kafir adalah haram berdasarkan kesepakatan. Seperti mengucapkan selamat atas hari raya dan puasa mereka dengan mengatakan 'Ied Muharak 'Alaik (hari raya penuh berkah atas kalian) atau selamat bergembira dengan hari raya ini dan semisalnya. Jika orang yang berkata tadi menerima kekufuran maka hal itu termasuk keharaman, statusnya seperti mengucapkan selamat bersujud kepada salib. Bahkan, di sisi Allah dosanya lebih besar dan lebih dimurkai daripada mengucapkan selamat meminum arak, selamat membunuh, berzina, dan semisalnya. Banyak orang yang tidak paham Islam terjerumus kedalamnya semantara dia tidak tahu keburukan yang telah dilakukannya.Siapa yang mengucapkan selamat kepada seseorang karena maksiatnya, kebid'ahannya, dan kekufurannya berarti dia menantang kemurkaan Allah." 

Allah berfirman tentang sikap Nabi Ibrahim Alaihissalam : "Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja" (QS. Al-Mumtahanah : 4)
  
Nah saya hanya memberi kesimpulan bahwa kita tidak boleh menyerupai hari raya mereka, menggunakan sarana perayaan mereka dan mengucapkan selamat hari raya mereka, dan saya yakin kalian bisa membuat kesimpulan yang lain. Semoga bermanfaat, kalo salah mungkin dari saya, maka MINTA SANGGAHANNYA. 


Wallahu a'lam bisshawab.

Kasih Seorang Ibu


Kasih Seorang Ibu


Ada sebuah peristiwa yang terjadi pada sebuah desa kecil, suatu ketika ada seorang ibu yang penuh kasih pergi ke kota besar, setelah kembali ke rumah dirinya berubah total dari sebelumnya. Semula ibu ini sangat mengasihi puterinya, tak peduli seberapa larut pun anaknya pulang rumah, dia akan menunggu untuk membuatkan makanan enak dan diantarkan ke hadapan anaknya.

Akan tetapi sejak pulang dari kota besar, sang ibu berubah dan tidak mau lagi mengurus anaknya, biar pun anaknya pulang sangat larut malam, sang ibu tidak pernah mengindahkannya, bahkan tidak memasak lagi di rumah. Ketika sang anak merasa lapar dan memberitahukan pada sang ibu, dia hanya menjawab dengan nada dingin: Kamu sudah besar, apakah masih belum bisa masak sendiri?

Dari itu, sang anak berpikir bahwa sang ibu tidak sayang padanya lagi, lalu timbul perasaan tidak senang dan benci pada sang ibu, dia mulai mencuci pakaian sendiri, menata kamar sendiri, saat lapar memasak sendiri, semua urusan harus dikerjakan sendiri, sebab biar pun dirinya merasa lelah, haus, lapar atau mengantuk, sang ibu tidak pernah memperdulikannya. Dalam hati dia beranggapan kalau sang ibu sudah tiada.

Tak seberapa lama kemudian, sang ibu pun meninggal dunia, selama selang waktu ini, sang anak sudah jauh hubungannya dengan sang ibu, bahkan bersikap dingin dan seakan bermusuhan, sehingga kematian ibunya tidak membawa dampak kesedihan sama sekali pada dirinya.

Selanjutnya ayahnya kimpoi kembali, setelah ibu tirinya tinggal di rumah mereka, dia merasa ibu tirinya sangat baik padanya, paling tidak masih menyisakan sedikit lauk dan nasi baginya, setelah lelah seharian tidak perlu memasak sendiri, jadi hubungan dengan ibu tirinya masih terhitung cukup harmonis.

Sang anak belajar dengan keras dan akhirnya berhasil dalam ujian masuk perguruan tinggi. Akan tetapi dikarenakan kondisi ekonomi keluarga tidak baik, maka dia tidak ada dana untuk membayar uang kuliah, ketika sedang diliputi kecemasan, ayahnya menyerahkan sebuah kotak kecil kepadanya dan memberitahukan kalau sebelum ibunya meninggal dunia ada berpesan agar pada saat menemui kondisi paling sulit, baru boleh menyerahkan kotak ini kepadanya.

Sang anak menerima kotak ini dari ayahnya, ketika dibuka ternyata di dalamnya ada setumpuk uang dengan selembar surat di sampingnya.

Dalam surat tersebut tertulis pesan ibunya:

Anakku, kali itu ketika ibu pergi ke kota, sebetulnya ibu pergi memeriksakan kesehatan tubuh, setelah dilakukan pemeriksaan, barulah ibu tahu kalau ibu terkena kanker dan sudah stadium akhir, saat itu ibu hampir-hampir tidak bisa berdiri lagi. Ibu bukan khawatir akan diri ibu, akan tetapi ibu khawatir akan dirimu. Ibu berpikir jika ibu sudah tiada, bagaimana dengan dirimu nanti? Kamu masih kecil, bagaimana kamu bisa melanjutkan hidup? Bagaimana menghadapi masa depanmu?

Dari itu, sepulangnya ibu ke rumah, ibu bersikap dingin kepadamu dan ingin kamu mengerjakan sendiri semuanya, juga tidak peduli lagi padamu agar kamu membenci ibu, dengan demikian sesudah ibu sudah tidak ada di dunia ini lagi nanti, kamu tidak akan diliputi dengan kesedihan.

Anakku, walau ibu tidak pernah bertanya padamu, namun di dalam hati ibu sebetulnya tetap mengkhawatirkan dirimu, setiap kali kamu pulang larut malam, walau ibu tidak membuka pintu untuk melihat dirimu, namun ibu tetap menunggumu pulang.

Ketika kamu pulang dengan tubuh lelah dan perut lapar, ibu membiarkanmu masak sendiri, sebab ibu berharap sesudah ibu tiada nanti, kamu bisa menjaga diri. Dulu ibu mengerjakan semuanya untukmu, namun sesudah ibu tiada nanti, siapa lagi yang akan menjagamu? Segala sesuatu di kemudian hari harus bergantung pada dirimu sendiri.

Ibu berlaku buruk padamu, bahkan tidak memasakkan nasi untukmu dan semua pekerjaan harus kamu lakukan sendiri, maka dengan demikian ketika nanti ayahmu kimpoi kembali, kamu akan berpikir bahwa ibu baru akan lebih baik dari ibu, sehingga kalian akan dapat berhubungan dengan baik dan hari-harimu akan lebih mudah dilalui.

Dalam kotak ini ada uang 5000 dolar yang diberikan nenek kepada ibu, sebetulnya ini adalah uang berobat ibu, namun ibu tidak rela menggunakannya, ibu tinggalkan untukmu dengan harapan ketika nanti kamu masuk perguruan tinggi dan membutuhkan uang, kamu dapat menggunakannya. Sekarang, ibu meminta bantuan ayah untuk menyampaikannya kepadamu.

Air mata segera mengaburkan mata sang anak, juga mengaburkan sepasang mata kita yang membaca kisah ini, kasih ibu terhadap anak sungguh tanpa pamrih dan penuh akal budi, mana mungkin ada ibu yang tidak mengasihi anaknya?

Ketika dia harus menahan perhatian dan kasih dalam hatinya kepada anak, harus berusaha keras untuk memperlihatkan wajah dingin kepada anaknya, saya sungguh sulit membayangkan, betapa menderitanya perasaan ibu ketika itu, namun demi perkembangan anak yang lebih baik dan kehidupan anak yang lebih berbahagia di masa mendatang, ibu rela menerima segala kesedihan, bahkan tidak menyesal untuk membiarkan sang anak salah paham terhadapnya.

Namun apakah sebagai anak, kita mau memahami isi hati ibu?

Teringat pernah sekali, di dalam sebuah lift bertemu dengan seorang anak, ketika ibunya dengan sabar membimbingnya, anak ini terlihat tidak sabaran dan mengeluhkan kalau ibunya cerewet, bahkan marah-marah dan meminta ibunya agar tutup mulut. Ibunya juga marah, namun tetap menahan diri dengan terus meminum air mineral di tangannya, pada saat ini sang anak sama sekali tidak sadar akan betapa sedihnya hati ibunya.

Cinta kasih harus dirasakan dengan kesungguhan hati, ketika kita membantah ayah dan ibu kita, mengapa kita tidak menyadari kalau sepatah perkataan penuh emosi kita telah pun menyebabkan luka mendalam di dalam hati ayah dan ibu. Ketika ayah dan ibu sedang memberi bimbingan kepada kita, apakah kita dapat menyadari betapa besarnya hati kasih orangtua kepada anak? Atau kita menganggap ayah dan ibu tidak senang melihat kita dan selalu mencari masalah pada diri kita.

Ketika ibu memukul dan memarahi kita, apakah itu benar-benar disebabkan karena ibu tidak menyukai kita?

Pernah mendengar seorang ibu berkata demikian: Anak-anak tersayang, tidak semua ibu dapat berbuat seperti yang kalian harapkan, kalian semestinya mau mengerti akan tindakan ibu kalian dan jangan pernah menyalahkannya. Saya percaya, ibu kalian dan termasuk ayah kalian akan mencintai kalian selama-lamanya, tak peduli metode apa yang dipergunakan, mereka akan tetap berdiri di sisi kalian untuk selama-lamanya, tetap berharap kalian agar kalian cepat tumbuh dewasa dan nantinya dapat berbuat lebih banyak bagi negara dan masyarakat.

Benar sekali, ibu selalu mengasihi kita, mengapa kita masih saja meragukannya?

Apakah kita tahu kalau di mata ibu, kita selama-lamanya adalah anak-anak, biar pun kita telah berusia 80 tahun dan punya banyak anak cucu, ibu kita tetap mengkhawatirkan diri kita: apakah pakaian yang dikenakan sudah cukup hangat, apakah di malam hari tubuh ada ditutup selimut dengan baik, apakah ada makan kenyang, dan seterusnya.

Kasih ibu adalah sedemikian besar dan tanpa pamrih, bagaikan sumber air yang terus mengalir deras tanpa pernah berhenti. Akan tetapi, bilakah kita sebagai anak dapat benar-benar memahami akan isi hati ibu?

Pernah ada orang yang mengumpamakan kasih ibu bagaikan tanaman bunga di tepi jalan, tiada orang yang peduli, tiada orang yang merawat, tiada orang yang memberi perhatian, namun tak peduli dalam cuaca bertopan, hujan deras atau hawa dingin membeku, asalkan ada sedikit sinar mentari dan embun hujan, dia akan tetap tumbuh dan berbunga lebat.

Jangan lagi mengenyampingkan tali kasih ini, kasih ibu tiada pamrih dan kita perlu secepatnya memahaminya dengan sepenuh hati, merasakannya dengan sepenuh hati dan membalas budi luhurnya dengan sepenuh hati.

Pohon ingin tetap tenang, namun angin terus berhembus; anak ingin berbakti, namun orangtua sudah tiada, pastikan penyesalan seperti ini jangan sampai terjadi dalam kehidupan kita ini. Kita harus tahu bahwa ketika kita membuka pintu rumah dan memanggil Ibu, masih ada orang orang yang menyahut adalah suatu hal yang sangat membahagiakan. Dari itu, marilah kita menghargai kasih sayang termurni dan paling sulit diperoleh di dunia ini, kita juga harus membalas budi luhur ibu dengan cinta kasih kita yang paling tulus.


THE END