www.tokomarlan.com

Rabu, 24 Oktober 2012

FILOSOFI BATIK BERDASAR DARI WARNANYA

Selain proses pembuatannya yang rumit dan selalu disertai dengan serangkaian ritual khusus, batik juga mengandung filosofi tinggi yang terungkap dari motifnya. Hal ini terkait dengan sejarah penciptaan motif batik sendiri yang biasanya diciptakan oleh sinuwun, permaisuri atau putri-putri kraton yang semuanya mengandung falsafah hidup tersendiri bagi pemakainya.

1. Warna coklat.

Warna ini dapat membangkitkan rasa kerendahan diri, kesederhanaan dan mem”bumi”, kehangatan, bagi pemakainya.
Spoilerfor :

batik parang panggede Batik Klasik Jawa Arti dan Cerita di Balik Ragam Motif

Parang Penggede. Bunga yang sedang merekah dan kupu besar yang indah, melambangkan “kebesaran” pemilik / pemakainya

Dalam pemakaiannya warna coklat terutama, sering kita temukan dalam motif-motif semen. Dalam motif parang, juga digunakan warna coklat.

Motif Semen merupakan salah satu motif indah yang sering kali dipenuhi dengan makna dan arti yang dapat kita temukan dalam Falsafah Jawa. Suatu motif yang pada saat ini juga hanya dimiliki oleh pemilik dompet tebal. Hal ini terjadi karena untuk menciptakan motif semen biasanya memerlukan waktu yang cukup lama. Biasanya motif ini dilukiskan dua kali, baik dari luar dan maupun dari dalam. Juga pengisian cecek yang harus dilukiskan satu demi satu. Sehingga pembuatan satu kain panjang bisa memakan waktu lebih dari 6 bulan.

2. Warna biru tua

Rasa ketenangan, effekt kelembutan, keichlasan dan rasa kesetiaan biasanya dapat ditunjukkan melalui pemakaian warna ini. Warna biru biasanya dapat kita temukan dalam motif batik klassik dari Yogyakarta. Lihat dalam motif Modang di bawah ini. Sebuah motif yang di sekeliling kain jariknya dilukiskan bentuk-bentuk parang tuding. Dalam kain panjang ini didasari dengan warna biru. Di dalamnya diisi dengan motif ganggong ranthé, sejenis bunga.
Spoilerfor :

batik motif modang Batik Klasik Jawa Arti dan Cerita di Balik Ragam Motif

Motif Modang dengan isen ganggong ranthe

3. Warna putih

Yang juga muncul dalam motief Yogyakartan, menunjukkan rasa ketidakbersalahan, kesucian, ketentraman hati dan keberanian serta sifat pemaaf si pemakainya.
Spoilerfor :

Membaca tentang makna warna seperti yang tersebut di atas, sangatlah dapat dimengerti mengapa motif Sido Asih ini dikenakan dalam upacara pernikahan adat. Menilik dari pemakaian warna putih tersirat harapan bahwa calon pengantinnya di kemudian hari akan selalu dilimpahi dengan kasih dan sayang dalam kehidupan berumah tangganya.

batik motif sido asih Batik Klasik Jawa Arti dan Cerita di Balik Ragam Motif

Sido Asih / Semen Calo / Gunung Sari latar pethak.

4. Dari warna-warna yang terdapat dalam motif batik juga terdapat warna yang kehitam-hitaman.

Sesungguhnya warna hitam yang dimaksudkan merupakan suatu warna biru yang sangat tua. Sehingga tampak seperti hitam. Suatu warna yang seringkali memberikan gambaran yang negative.

Tetapi dalam dunia perbatikan orang mengambil segi positif dari yang biasanya bermakna negative. Jadi warna hitam dalam batik melambangkan antara lain suatu kewibawaan, keberanian, kekuatan, ketenangan, percaya diri dan dominasi.

Dalam motif itu diperlihatkan berbagai jenis binatang, suatu keaneka ragaman dalam kehidupan yang toch pada akhirnya dapat saling bertenggang rasa.
Spoilerfor :

batik motif alas alasan latar irengan Batik Klasik Jawa Arti dan Cerita di Balik Ragam Motif

Motif batik Alas-alasan latar irengan

Jadi bila seseorang mengenakan motif batik tertentu itu bukan saja berarti bahwa yang bersangkutan hanya ingin memperlihatkan betapa indahnya motif batikannya tetapi juga sekaligus ingin dan dapat memperlihatkan fungsi dan kedudukannya dalam masyarakat yang berlaku. Juga melalui motif batik yang dikenakannya akan tersirat harapan dan makna ungkapan perasaannya. Dan dengan mengenakan motif tertentu si pemakai juga ingin menyampaikan pesan, karena motif-motif tersebut tidak terlepas dari pandangan hidup pembuatnya/ pemakainya.

Juga dari pemilihan pemberian nama tentang nama motif batik sangat berkaitan erat dengan suatu harapan dan tujuan hidup dari pembuatnya.

Misalnya: Motif Lintang Trenggono; Motif Gringsing Buketan
Spoilerfor :

batik motif lintang trenggono Batik Klasik Jawa Arti dan Cerita di Balik Ragam Motif

Lintang Trenggono (Bintang yang berkilauan)

Dalam Motif Lintang Trenggono dilukiskan kehadiran binatang-binatang malam yang bermunculan seiring dengan gemerlapannya cahaya bintang-bintang di angkasa raya. Dari si pemakainya diharapkan dapat menggambarkan betapa puas dan bahagianya (terbebas dari beban berat) hati si pemakai dalam menikmati kehidupan malam yang penuh dengan gemerlapannya bintang di angkasa raya. Motif ini biasanya dikenakan dalam resepsi-resepsi.
Spoilerfor :

batik motif gringsing buketan Batik Klasik Jawa Arti dan Cerita di Balik Ragam Motif

Motif Gringsing Buketan

Dalam motif gringsing digambarkan sisik ikan yang menjadi latar belakang buketan (bouquet), ikatan bunga yang indah. Setiap sisik ikan dilukiskan dengan warna putih dengan garis pembatas warna soga (coklat) dan diisi dengan cecek. Si pemakai mengharapkan keindahan, keharuman dan kebesaran bagaikan bunga dalam motif yang juga disertai dengan kekayaan yang tak terhitungkan, seperti jumlah sisik ikan yang ada dalam motif itu.

Dua motif di atas saya memberikan gambaran betapa luasnya makna yang terkandung dalam motif batik klassik Jawa.

Saya kira setiap orang yang mengerti dan mendalami makna dan arti falsafah Kejawen dalam motif batik klassik Jawa juga mengharapkan bahwa makna yang tersirat dalam motif akan menjadi kenyataan dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk saya, paling tidak sudah saya mulai dengan memiliki dulu kain jariknya. . Bagaimana dengan pembaca Baltyra?

Bila kita memperhatikan motif-motif batik klassik Jawa, tampak bahwa setiap motif biasanya hanya dikenakan dalam kesempatan yang tertentu.


Itulah beberapa motif dan filosofi batik yang berasal dari tanah Jawa. Tidak hanya sebagai sandang saja, tetapi dibalik keunikannya batik memiliki makna yang dalam yang melambangkan berbagai peristiwa. Sebagai salah satu pakaian tradisional Indonesia yang ditetapkan Unesco menjadi salah satu ‘The World Heritage’, tidak ada salahnya bagi kita untuk melestarikan batik karena saat ini batik telah hadir dengan berbagai macam model yang modern. Untuk itu sebagai orang Indonesia, hendaknya kita turut bangga dan melestarikan batik sebagai salah satu warisan budaya Indonesia

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar