www.tokomarlan.com

Sabtu, 16 Maret 2013

Sebuah Keharusan, Menyikapi Hari Raya non-Muslim

Mencintai dan Membenci Karena Allah, Al Walaa' Al- Wal Baraa', (Sebuah Keharusan, Menyikapi Hari Raya non-Muslim)

Bismilllahir rahmanir rahim..

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuh

Bulan Desember adalah bulan di mana terdapat dua hari raya orang kafir, Hari Natal dan tahun baru masehi. Di dua bulan sesudahnya pun juga ada hari imlek dan Valentine. Tapi anehnya kaum muslimin yang mayoritas penduduk Indonesia malah ikut-ikutan. Pada hari-hari tersebut mereka ikut meramaikannya, bergembira dan tidak sedikit yang merayakannya. Mungkin karena kurang tahunya dengan masalah ini sehingga banyak menjadikan menjadikan hal itu budaya dan ajaran. Maka saat ini kita lepas adopsi dari hal-hal tersebut dan keluar dari lubang kegelapan.


Saya ingin memulai dari Al-Walaa' Wal Al-Baraa', kata Al-walaa' adalah masdar (asal) dari kata "walaya" yang berarti dekat. Dan definisinya bahwa dekat kepada kaum muslimin dengan saling membantu, menolong dan mencintai karena Allah Subhanahu Wa' Ta'ala. Sedangkan Al-baraa' adalah masdar dari "baraa'ah" yang berarti memutus atau memotong. Yang mempunyai definisi bahwa memutus hubungan dengan musuh dan memutus ikatan hati dengan orang kafir karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Wallahu musta'aan.

Salah satu aspek iman adalah mencintai dan membenci karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Hal ini kepercayaan penting setelah Tauhid. Dan dalam Hal ini adalah sebuah keharusan. Allah mewajibkankan loyalitas kepada kaum muslimin dan mengharamkan loyalitas kepada kaum kafir.

Allah Ta'ala berfirman :

"Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman yang mendirikan sholat dan menunaikan zakat seraya mereka tunduk kepada Allah. Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut agama Allah itulah yang pasti menang." (QS Al Maidah: 55-56). 

Allah juga Berfirman :


"Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu)." (Ali Imran: 28)


"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuhku dan musuhmu menjadi teman-teman setia." (QS Al Mumtahanah: 1).

Bahkan Allah mengharamkan keluarga untuk berloyalitas: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudaramu pemimpin-pemimpinmu. Jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang zholim." (QS At Taubah: 23).  


Walaupun orang beriman dan kafir itu berloyalitas, mereka tidak akan bisa saling kasih sayang di akhirat: "Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan rasul-Nya sekalipun orang-orang itu bapak-bapaknya atau anak-anaknya atau saudara-saudaranya ataupun keluarganya." (QS Al Mujaadilah: 22).


Jika kita menyambut hari raya dan merayakan hari raya orang kafir, berarti kita menjadi sebagian dari golongannya,hal ini diperkuat dengan Firman Allah :


"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (Al Ma'idah: 51) 



"Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka)." (An Nisa: 89)


Dan begitu juga dalam hadist bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda (artinya) "Siapa yang meniru suatu kaum, maka dia menjadi bagian dari mereka." (HR. Abu Dawud)


Sesungguhnya hal utama dari al-baraa' adalah meninggalkan dan menjauhi syi'ar-syi'ar mereka dari ibadah atau kebiasaan buruk mereka seperti kebiasaan jahiliah, seperi riba,  berzina,  atau sekarang sedang gencarnya istilah pacaran dan valentine day dan bahkan lainnya. Dan yang lebih baiknya kita juga meninggalkan Tahlilan, Yasinan, Mitoni dan yang lainnya yang sebenarnya berasal dari Agama Hindu (seperti yang dikemukakan seorang Pandita Budi Winarno, setelah masuk Islam bernama Abdul Aziz), hal ini lebih berbahaya karena kaum muslim menganggapnya sebagai sunah sehingga mereka tidak bisa mengerti tanpa penjelasan yang detail tentang kesesatan mereka.


Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu  berkata, "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya yang mereka bermain-main (bersenang-senang) di dalamnya. Lalu beliau bertanya, "Dua hari apa ini?" Mereka menjawab, "Dua hari yang kami bermain-main di dalamnya pada masa Jahiliyah." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah telah mengganti untuk kalian dua hari tersebut dengan Idul Adha dan Idul Fitri." (HR. Abu Dawud dan Ahmad).



Sedang syi'ar mereka berhubungan dengan tempat dan waktu. Sehingga kita harus menjauhi dan meninggalkannya, maka kita jangan menampakkan rasa gembira pada hari raya mereka, meliburkan pekerjaaan dan sekolah. Maka dari itu sejak dini kita harus mulai memakai kalender hijiriah, agar kaum muslimin bisa melupakan hari raya mereka.


Tidak jarang di tv-tv yang tau hal ini, sebuah acara yang berganti suasana setiap saat, jika Bulan Ramadhan maka acaranya bernuansa Islam, tetapi ketika natal mereka juga ikut merayakannya pada satu nama acara yang sama. sebenarnya meraka itu Muslim atau Kristen? Apa mereka menukar hari raya?

Asy Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan: “Telah sampai kepada kami (berita) tentang sebagian orang yang tidak mengerti dan lemah agamanya, bahwa mereka saling menukar hadiah pada hari raya Nashrani. Ini adalah haram dan tidak boleh dilakukan. Sebab, dalam (perbuatan) tersebut mengandung unsur keridhaan kepada kekufuran dan agama mereka. Kita mengadukan (hal ini) kepada Allah.” (At Ta’liq ‘Ala Iqtidha’ Shiratil Mustaqim hal. 277) 

Syaikul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah  berkata: "Tidak halal bagi kaum muslimin bertasyabbuh dengan mereka dalam hal yang khusus bagi hari raya mereka seperti makanan, pakain, mandi, menyalakan lilin, meliburkan hari kerja dan lainnya. Tidak halal mengadakan kenduri dan memberi hadiah, menjual barang guna yang diperlukan untuk hari raya. Tidak halal mengizinkan anak-anak melakukan permainan hari itu. Ringkas tidak boleh melakukan sesuatu yang menjadi ciri khas hari raya mereka." (Kitab Tauhid, Dr. Shalih Fauzan al-Fauzan)

Ibnul Qayim rahimahullah  berkata: "Mengucapkan selamat kepada syiar agama orang kafir adalah haram berdasarkan kesepakatan. Seperti mengucapkan selamat atas hari raya dan puasa mereka dengan mengatakan 'Ied Muharak 'Alaik (hari raya penuh berkah atas kalian) atau selamat bergembira dengan hari raya ini dan semisalnya. Jika orang yang berkata tadi menerima kekufuran maka hal itu termasuk keharaman, statusnya seperti mengucapkan selamat bersujud kepada salib. Bahkan, di sisi Allah dosanya lebih besar dan lebih dimurkai daripada mengucapkan selamat meminum arak, selamat membunuh, berzina, dan semisalnya. Banyak orang yang tidak paham Islam terjerumus kedalamnya semantara dia tidak tahu keburukan yang telah dilakukannya.Siapa yang mengucapkan selamat kepada seseorang karena maksiatnya, kebid'ahannya, dan kekufurannya berarti dia menantang kemurkaan Allah." 

Allah berfirman tentang sikap Nabi Ibrahim Alaihissalam : "Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja" (QS. Al-Mumtahanah : 4)
  
Nah saya hanya memberi kesimpulan bahwa kita tidak boleh menyerupai hari raya mereka, menggunakan sarana perayaan mereka dan mengucapkan selamat hari raya mereka, dan saya yakin kalian bisa membuat kesimpulan yang lain. Semoga bermanfaat, kalo salah mungkin dari saya, maka MINTA SANGGAHANNYA. 


Wallahu a'lam bisshawab.

1 komentar:

  1. Untuk Anda para Penggemar Judi Online yang sering menang, namun takut hasil kemenangan tidak dibayar?
    Kami ingin merekomenasikan Bandar Judi Online Teraman dan Terpercaya yaitu S128Cash.
    Saya berani jamin, Jika Anda menang disini dan seberapa besar pun kemenangan Anda, S128Cash tetap akan membayarnya.
    Sudah pastinya juga S128Cash menyediakan semua permainan yang digemari Para Judi Online, seperti :
    - Sportsbook
    - Live Casino
    - Sabung Ayam Online
    - IDN Poker
    - Slot Games Online
    - Tembak Ikan Online
    - Klik4D

    Nikmati juga berbagai PROMO BONUS yang tersedia, yaitu :
    - BONUS NEW MEMBER 10%
    - BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
    - BONUS CASHBACK 10%
    - BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!

    Untuk layanan atau informasi lebih lanjut, bisa langsung hubungi kami melalui :
    - Livechat : Live Chat Judi Online
    - WhatsApp : 081910053031

    Link Alternatif :
    - http://www.s128cash.biz

    Judi Bola

    Daftar Situs Judi Bola Online Terpercaya

    BalasHapus